Batam – Ketua Komisi II DPRD Kepulauan Riau, Wahyu Wahyudin mengajak BP Batam dan Pemko Batam menanam pohon sukun dan bambu betung di seluruh bendungan air di Batam.
Wahyu menuturkan, saat ini Kota Batam mengalami krisis air imbas penebangan hutan lindung secara sembarangan khususnya di kawasan bendungan.
Ia pun mendorong gerakan reboisasi dengan menanam pohon sukun dan bambu betung yang dinilai mampu menahan longsor dan menjaga debit air di dalam tanah.
“Harus ada action dari BP Batam karena air bersih ini bermasalah dimana-mana karena debit air sudah mulai berkurang akibat hutan yang terus dirambah,” Ungkap Wahyu kepada Awak Media RBNnews.co.id, Jum’at (05-05-23).
Lanjutnya, Harus ada penanggulangan berupa reboisasi di sekitaran dam air dengan menanam tanaman yang menyerap air seperti bambu dan pohon suku.
Selain itu, politisi PKS itu juga mengajak BP Batam, Pemko Batam, dan instansi terkait menindak tegas pelaku perambahan hutan lindung.
Baca Juga : Rokok Ilegal H&D, OFO, Dll Beredar Bebas, Patut Diduga Ada Kongkalikong Dengan Petugas BC Batam
Ia menambahkan, perlu juga dilakukan pengawasan rutin secara berkala di kawasan-kawasan hutan lindung.
“Kemudian perlu ada tindakan khusus terhadap hutan lindung, ada pengawasan dan diperketat,” pintanya.
Sementara, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi menyampaikan bahwa persoalan air bersih telah menjadi atensi serius.
Bukan tanpa alasan, lanjut Rudi, gangguan terhadap suplai air bersih menjadi keluhan utama masyarakat sejak beberapa bulan terakhir.
“Sekitar seminggu lalu, saya sudah rapat bersama pengelola. Saya sampaikan, jika ada masalah segera diselesaikan,” tegas Rudi di hadapan awak media, Senin (01-05-23).
Baca Juga : Kacau, Rokok H&D Ilegal Produksi PT. Adhi Mukti Perkasa Masih Beredar Bebas. BC Batam Tutup Mata?
Orang nomor satu di Kota Batam tersebut mengakui, persoalan air memang sudah terjadi sejak masa transisi pengelolaan. Sekitar dua atau tiga tahun terakhir.
Meski di beberapa titik suplai air masih terganggu, Rudi meminta agar pengelola dapat segera menyelesaikan permasalahannya dalam tiga bulan ke depan.
“Sampai hari ini, menurut saya, permasalahan di beberapa titik sudah selesai. Tak dapat dipungkiri, persoalan air menjadi prioritas BP Batam. Karena ini hak dasar seluruh masyarakat,” tambahnya.
Rudi pun meminta agar masyarakat Kota Batam dapat bersabar selama pengerjaan dilakukan. Pasalnya, BP Batam juga telah menyiapkan sejumlah rencana strategis untuk memaksimalkan suplai dan menjaga ketersediaan air bersih yang ada.
Mulai dari penindakan terhadap sambungan air ilegal (illegal connection) hingga pembersihan tanaman liar dan eceng gondok di areal waduk.
Baca Juga : BC Batam Diduga Dengan Sengaja Biarkan Rokok Ilegal H&D, OFO, Dll Beredar Bebas
Tidak hanya itu, BP Batam melalui Direktorat Pengamanan (Ditpam) juga terus melakukan peninjauan terhadap aktivitas ilegal di sekitar waduk untuk menjaga ketersediaan dan kebersihan air baku yang ada.
Di sisi lain, BP Batam juga tengah mengganti jaringan instalasi air yang telah termakan usia dan membangun Water Treatment Plant (WTP) di Sei Beduk dengan kapasitas suplai sekitar 500 ribu liter per detik.
“Tapi satu hal perlu diketahui, seluruh jaringan instalasi air juga harus kita ganti karena sudah tua. Jumlah penduduk pun juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Dan sekarang, sudah ada penambahan sambungan baru sekitar 30 ribu pelanggan. Saya mohon dukungan agar semua ini terselesaikan,” tutupnya. (Red)