RBNnews.co.id, Batam – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Batam menggelar aksi kemanusiaan berupa penggalangan dana untuk korban bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra: Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Aksi ini berlangsung pada Minggu, 30 November 2025, dari pukul 13.00 hingga 18.00 WIB, di delapan titik lampu merah strategis di Kota Batam. Kegiatan tersebut diikuti lima komisariat, yakni Universitas Riau Kepulauan, Sekolah Tinggi Ilmu Qur’an, Universitas Ibnu Sina, Abubakar Muhammad, dan Universitas Terbuka.
Delapan titik lokasi penggalangan dana tersebar di Kecamatan Sekupang (2 titik), Baloi Lubuk Baja (2 titik), Nagoya Thamrin (2 titik), Simpang Gelael Batam Kota (1 titik), serta kawasan Fly Over Sei Ladi, Komplek Jalan Gajah Mada Baloi Indah (1 titik). Para kader PMII terlihat turun ke jalan membawa kotak donasi, poster solidaritas, dan seruan kepedulian untuk korban bencana di Sumatra.
Dalam wawancara pada Minggu, 30 Desember 2025, Ketua PC PMII Batam, Suhardi, menjelaskan latar belakang aksi ini. “latar belakang dari aksi kami yang bertema PMII Bergerak tidak lain adalah bentuk aksi sosial dan dukungan untuk korban yang terdampak bencana alam di Sumatera. Harapannya, hasil aksi galang dana ini bisa sedikit membantu dan meringankan saudara-saudara kita yang terdampak bencana” ujarnya.
Aksi yang berlangsung selama lima jam ini berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp10.802.000. Menurut Suhardi, dana tersebut akan disalurkan secara terpusat melalui Pengurus Besar PMII. “Uang hasil penggalangan dana akan kita salurkan melalui rekening PB PMII, dan selanjutnya PB PMII yang akan menyalurkan bantuan tersebut. Kami sudah berkoordinasi mengenai mekanisme penyalurannya,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa seluruh bantuan akan didistribusikan ke tiga provinsi terdampak tanpa pengecualian.
Ketua PC PMII Batam itu juga menyoroti penyebab bencana yang terjadi di Sumatra dalam beberapa pekan terakhir. Ia menilai bahwa bencana ini tidak hanya disebabkan faktor alam semata. “Bencana banjir bandang dan tanah longsor ini bukan hanya sekadar bencana alam biasa. Saya menduga adanya penebangan pohon secara besar-besaran dan kerusakan hutan di hulu sungai. Pemerintah harus bertanggung jawab dan tidak boleh tutup mata seolah-olah ini hanya bencana alam biasa,” tegasnya.
Terkait transparansi penggunaan dana, Suhardi memastikan bahwa PMII Batam akan bersikap terbuka kepada publik. “Kita nanti akan umumkan melalui grup PMII se-Kota Batam dan media sosial juga,” tambahnya.
Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris PC PMII Batam, Hidayatuddin, memberikan pandangan lebih luas mengenai penyebab bencana dan minimnya kesiapsiagaan negara. Ia menilai banjir bandang dan longsor tersebut adalah akibat dari kombinasi faktor alam dan kerusakan lingkungan yang dibiarkan. “Banjir bandang dan longsor di Sumatra bukan sekadar bencana alam, tetapi cermin dari kegagalan tata kelola lingkungan yang selama ini diabaikan. Curah hujan ekstrem memang menjadi pemicu awal, namun tanpa sistem peringatan dini yang kuat dan dapat diandalkan, masyarakat tetap menjadi korban,” ungkapnya.
Ia juga mengkritik keras lemahnya mitigasi dan pengawasan lingkungan. “Alih fungsi lahan yang tak terkendali serta penebangan hutan yang masif menghapus ruang resapan air dan merusak ekosistem. Fakta adanya kayu gelondongan terseret arus tidak bisa dianggap sebagai pohon tumbang alami. Ada indikasi kuat praktik eksploitasi yang harus diungkap secara transparan,” ujarnya.
Hidayatuddin juga menanggapi pernyataan pejabat pusat yang dianggap meremehkan kondisi lapangan. “Pernyataan Kepala BNPB yang menyebut kondisi ‘tidak semencekam seperti di media’ menunjukkan lemahnya sensitivitas pemerintah terhadap penderitaan warga. Pemerintah kita dalam berkomunikasi saja tidak terdidik.” katanya dengan nada kecewa. Ia menegaskan bahwa bencana ini harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh bagi negara. “Keselamatan rakyat adalah mandat konstitusional, dan pemerintah harus memenuhinya tanpa kompromi,” tambahnya.
Sementara itu, Alpin, Plt Ketua Komisariat PMII Abubakar Muhammad, menyampaikan harapan bagi para korban bencana. “Semoga saudara-saudara di Aceh, Sumbar, dan Sumut dapat merasakan manfaat bantuan ini, serta menghidupkan kembali semangat mereka untuk membangun kehidupan yang lebih baik,” imbuhnya.
Selain itu, Alpin juga menuturkan harapannya terhadap internal organisasi PMII Batam. “Harapan kami untuk PMII Batam adalah terus menjadi organisasi yang aktif dan berpengaruh bagi masyarakat, serta terus membina kader-kader yang peduli, berjiwa pemimpin, dan siap mengabdi demi kemajuan bangsa,” tutupnya. (Red)













