RBNnews.co.id, Batam – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Batam berkunjung kerumah salah satu korban kericuhan pada saat peristiwa 7 September 2023 lalu yang menimbulkan beberapa masyarakat mengalami luka-luka pada saat melakukan penolakan terhadap tim terpadu yang ingin melakukan pematokan lahan di Rempang.
Beberapa hari yang lalu, sempat beredar luas video salah satu masyarakat yang turut menolak kedatangan tim terpadu yang berujung mengalami luka bersimbah darah di kepalanya, yaitu Bapak Ridwan.
Ridwan yang didampingi istri, mengatakan darah yang bersimbah di kepalanya disebabkan terkena peluru karet yang diduga dilontarkan oleh tim terpadu saat penolakan terjadi.
“Saat kejadian itu, kami bersama masyarakat mengalami spontanitas untuk melakukan penolakan tim terpadu datang, kami dapati informasinya Kamis pagi, saat saya ikut menghadang untuk menolak, tiba-tiba kepala saya terkena peluru karet dan langsung mengucurkan darah,” ujar Ridwan menceritakan kepada PMII saat di rumah keluarganya pada Selasa (12-09-23).
Masih ditempat yang sama, Ketua PC PMII Kota Batam, Dedy Wahyudi Hasibuan, mengatakan kunjungan aksi kemanusiaan yang dilakukan PMII Kota Batam terhadap korban itu sebagai bentuk empati sesama manusia.
Baca Juga : Komnas HAM RI Terbitkan Surat ke Gubernur Kepri, Wako Batam & Kepala BP Batam
Baca Juga : Tokoh Perempuan Kepri Angkat Bicara Mengenai Kejadian Pulau Rempang
Lihat Juga : Video Yang ditayangkan di RBNNewsTV Tentang Rempang Galang Mencekam, Korban Berjatuhan
“Kunjungan PMII ini untuk memastikan keadaan Pak Ridwan baik-baik saja, sebelumnya sempat beredar video keadaan Pak Ridwan memburuk, namun saat kami kunjungi Alhamdulillah Pak Ridwan sudah membaik di rumah keluarganya,” ujar Dedy.
Imbuhnya, pihaknya turut prihatin terhadap kejadian demonstrasi Senin (11-09-23) lalu yang berujung ricuh yang mengakibatkan puluhan aparat yang sedang bertugas mengalami luka-luka, peserta aksi yang luka-luka, dan puluhan peserta aksi yang berujung dilakukan penahanan oleh Polri setempat.
Menurutnya, dalam situasi sekarang, dibutuhkan kerjasama semua pihak dalam mendinginkan kembali suasana yang telah terjadi dengan mengedepankan rasa kemanusiaan dan kebersamaan.
“Kami turut prihatin, kita sesama anak bangsa gak boleh terus dibenturkan, kita semua punya tanggungjawab untuk saling menahan diri dan mendinginkan suasana dengan nilai-nilai kemanusiaan, kami mengutuk tindakan unmoral yang dipertontonkan, mari kita semua fokus terhadap penyelesaian masalah, bukan pada masalah,” pungkas Dedy.
Pihaknyapun berharap agar Wali Kota Batam yang juga sebagai Ex-Officio Kepala BP Batam dapat menggunakan instrumen kendaraan itu untuk mempercepat penyelesaian konflik di Rempang.
Baca Juga : Ketua Fraksi PKS DPRD Kepri Minta Pemerintah Hentikan Tindakan Refresif Terhadap Warga Rempang Batam
Baca Juga : Sejumlah Elemen Masyarakat Mengecam Tindakan Aparat
“Dua kendaraan yang dikendarai Rudi harusnya dapat mempercepat penyelesaian masalah di Rempang, kami berharap agar tim terpadu dan PT MEG segera berdialog langsung bersama masyarakat di kampung mereka, dan aparat yang berjaga di sana dapat didaya gunakan untuk berbaur dan berinteraksi baik dengan masyarakat setempat, saya yakin akan ada win-win solution,” imbuh Dedy.
Diapun menabahkan, agar Pemko Batam, BP Batam, PT MEG dan pihak terkait dapat memperhatikan kondisi masyarakat Rempang yang sudah sebulan lebih mengalami kemerosotan ekonomi akibat menjaga kampung mereka.
“Pihak terkait harus menunjukkan perhatiannya, sebulan ini masyarakat sekitar mengalami penurunan produktivitas kerja yang berdampak kemerosotan ekonomi mereka, baik itu berupa sembako maupun dalam bentuk lain yang bermanfaat untuk mereka,” tutur Dedy mengakhiri. (Red)