Mengenal Sosok Ustadz April Hidayat Yang Mampu Baca Alqur’an Dengan 9 Versi

Berita Utama, Sumbar1964 Views

RBNnews.co.id, Padang – Perjuangan Ustaz H. April Hidayat, Lc.. dalam menguasai ilmu qiraat atau cara membaca Alquran berbuah manis. Ia akhirnya bisa menuntaskan pengambilan sanad sembilan qiraat Alquran mutawatir bersambung ke Rasulullah, dari Syekh Ahmad Syarif Al-Misri asal Mesir. Berikut kisahnya;

Di Indonesia sendiri, barangkali, tidak banyak yang seperti Ustaz April, mampu menguasai bacaan Alquran dengan sembilan versi sekaligus. Hal tersebut karena, di Indonesia, mayoritas umat muslim melantunkan bacaan Alquran dalam satu gaya, yakni qiraat Ashim riwayat Hafs.

Sementara, dalam ilmu Alquran sendiri, ada 10 qiraat atau 10 versi cara baca Alquran, dikenal dengan sebutan qiraat ‘asyrah. Semuanya mengacu kepada bacaan yang disandarkan kepada Rasulullah, mengikuti aliran para imam qiraat. Dan, Ustaz April mampu menguasai sembilan di antaranya.

“Alhamdulillah. Ini adalah karunia dari Allah. Saya bisa menerima sembilan ijazah qiraat yang mutawatir, yang pernah diajarkan Nabi Muhammad Saw kepada sahabat, lalu diteruskan kepada para tabi’in hingga sampai kepada kita sekarang,” ujar hafiz Alquran 30 juz yang juga alumnus Universitas Islam Madinah ini, Kamis (24-08-23).

Ia menuturkan bahwa sembilan qiraat Alquran yang berhasil dikuasainya itu yaitu qiraat Nafi’, qiraat Ibnu Katsir, qiraat Abu Amr, qiraat Ashim, qiraat Hamzah, qiraat Al-Kisa’i, qiraat Abu Ja’far, qiraat Ya’qub, dan qiraat Khalaf Al-Asyir.

Baca Juga : Heboh!!! Viral Harga Listrik Rp 2.100 Per KWH di Batam

“Sementara, satu lagi yakni qiraat Ibnu Amir masih dalam proses. Insya Allah, menyusul,” jelasnya. Ia sengaja mempelajari qiraat Ibnu Amir di bagian terakhir karena qiraat tersebut dianggap paling mudah dikuasai dibandingkan qiraat lainnya.

Ustaz April menerangkan bahwa ia mempelajari ilmu qiraat secara daring dari Syekh Ahmad Syarif Al-Misri asal Mesir. Sebagai informasi, di masa lalu, qiraat Alquran diajarkan secara langsung oleh seorang guru di hadapan para murid.

Kondisi tersebut mengakibatkan para murid harus pergi ke suatu negara untuk menemui seorang guru agar bisa mendapatkan ijazah qiraat yang bersambung ke Rasulullah. Namun, saat ini, berkat kemajuan teknologi, proses pembelajaran qiraat bisa dilakukan secara daring.

“Saya belajar qiraat dengan Syekh Ahmad Syarif Al-Misri secara daring. Beliau adalah murid dari Syekh Misbah Ad Dasuki yang merupakan pemegang sanad tertinggi qiraat saat ini di dunia. Syekh Ahmad Syarif Al-Misri sendiri berjarak 28 generasi dari Rasulullah,” ungkapnya.

Ia bercerita, ketertarikannya untuk menguasai qiraat ‘asyrah berawal sekitar setahun yang lalu. Awalnya, ia hanya ingin memantapkan bacaan qiraat Ashim riwayat Hafs yang banyak dikuasai oleh orang Indonesia.

Baca Juga : Breaking News! Baru Hujan 2 Jam, Kota Batam Langsung Dilanda Banjir

Ia sebelumnya telah belajar qiraat itu sejak duduk di bangku taman pendidikan Alquran ketika masih kanak-kanak. Ia juga telah mengantongi ijazah qiraat Ashim riwayat Hafs dari Syekh Sulaiman di Masjid Nabawi (2004) sewaktu masih kuliah di Universitas Islam Madinah.

“Saya ingin memantapkan bacaan qiraat itu dengan Syekh Ahmad Syarif Al-Misri. Namun, karena ada kesempatan, setelah mempelajari qiraat versi tersebut, saya penasaran bagaimana bacaan qiraat versi yang lain. Akhirnya, saya belajar lagi,” sebutnya.

Proses pembelajarannya didahului dengan mempelajari teori ilmu qiraat secara lebih mendalam. Setelah teori dikuasai dengan baik, ia pun dibimbing secara langsung oleh Syekh Ahmad Syarif Al-Misri.

“Saya dibimbing secara daring. Untuk satu qiraat, saya baca satu hari satu juz. Itu biasanya memakan waktu sekitar satu jam. Jika ada yang salah, nanti dibetulkan oleh guru. Sehingga dalam satu bulan, saya bisa menguasai satu qiraat dengan mengkhatamkan 30 juz Quran,” jelasnya.

“Begitu terus selama sembilan bulan. Jika sudah selesai satu qiraat, baru bisa pindah ke qiraat lainnya. Jadi, selama sembilan bulan, saya bisa menguasai sembilan qiraat. Satu qiraat tiap bulan. Tantangan terbesarnya dalam menguasai sembilan qiraat ini kita harus meluangkan waktu luang yang banyak untuk belajar,” imbuh Ustaz April.

Baca Juga : Tidak Kunjung Ada Kejelasan, Rico Minta APH Segera Ungkap Kasus Proyek Jalan Gagal di Koto Kareh

Ustaz April mengaku bahagia bisa menguasai sembilan qiraat Alquran. Ia menyampaikan bahwa hukum mempelajari ilmu qiraat adalah fardu kifayah. Artinya, mempelajari ilmu tersebut wajib bagi sebagian muslim. Jika sebagian muslim sudah menguasai ilmu itu, maka akan menggugurkan kewajiban muslim yang lain.

“Harus ada satu atau dua orang yang menguasai ilmu qiraat ini. Karena Alquran ini kan disampaikan secara mutawatir. Kalau tidak ada orang yang mempelajarinya tentu hilang kemutawatirannya. Artinya, sampai hari kiamat, harus ada satu atau dua orang yang harus menguasai Alquran dengan berbagai versi cara bacanya itu,” ucapnya.

Dengan mempelajari qiraat, Ustaz April berharap bisa menggugurkan kewajiban muslim yang lain. Ia menjabarkan bahwa, di Indonesia sendiri, qiraat memang tidak begitu populer. Sangat sulit menemukan orang atau lembaga yang berkompetensi untuk mengajarkan ilmu tersebut.

“Selain itu, di Indonesia, ini juga menjadi sesuatu yang langka karena kita terbiasa dengan satu qiraat saja, yaitu qiraat Ashim riwayat Hafs. Jadi, tidak banyak orang Indonesia yang kenal qiraat yang lain. Sementara, di luar Indonesia, banyak negara yang pakai qiraat versi lain,” ujarnya.

Dengan mempelajari ilmu qiraat ini, ia berharap bisa mengajarkannya kembali kepada murid-muridnya. Selain mengajar di PIAR, ia juga mengajarkan ilmu qiraat secara daring kepada mahasiswa dari berbagai negara.

Baca Juga : Gelper di Sky Villa Terus Diberitakan Dugaan Perjudian, Rico Minta APH Segera Bertindak dan Bergerak

“Dengan belajar qiraat, saya semakin sadar masih banyak yang harus dipelajari. Apalagi ilmu qiraat merupakan ilmu penunjang dalam fiqih dan tafsir. Jadi, penting juga untuk dikuasai. Agar benar-benar mantap atau mahir, kita perlu belajar lagi selama dua tahun. Saat ini, saya baru mulai. Mudah-mudahan saya bisa lanjut menjadi 10 qiraat,” tambahnya.

Ustaz April merupakan putra kedua dari empat bersaudara yang lahir di Batusangkar, 6 April 1980. Ia pun menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di SD Negeri 14 Batusangkar (1993), dan MTsN Situmbuk (1996).

Setelah itu, ia lanjut belajar ke Jurusan Keagamaan MAN/MAPK Koto Baru, Padang Panjang. Ia tertarik masuk ke sekolah itu karena ingin kuliah ke luar negeri.

“Saat itu, ada kakak saya yang juga bersekolah di situ mengabari bahwa anak-anak Jurusan MAN/MAPK Koto Baru banyak yang kuliah ke Timur Tengah. Makanya, saya masuk. Selama di sekolah ini, saya berhasil hafal Alquran 17 juz,” sebutnya.

Setelah tamat dari MAN/MAPK Koto Baru pada 1999, ia melanjutkan pendidikan di LIPIA Jakarta, dan berhasil menggondol gelar D2 Jurusan Bahasa Arab.

Baca Juga : Viral, Piagam Penghargaan Untuk Rokok Ilegal Merk Manchester di Kota Batam

Setelah itu, ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah di S1 Jurusan Hadis Universitas Islam Madinah, dan berhasil tamat 2005.

Tidak puas sampai di sana, ia juga kuliah S2 secara daring di Jurusan Qiraat Basin University Amerika (2020-sampai sekarang) dan Jurusan Ilmu Quran Syifatul Qutub Mesir (2023-sampai sekarang).

Ia sendiri mulai mengajar di PIAR sejak 2005. Matapelajaran yang diajarkannya yaitu matapelajaran syar’i, seperti bahasa Arab, tafsir, hadis, dan sebagainya. Ia menikah dengan Ustazah Desri Tisma, Lc., yang juga pengajar di PIAR, dan saat ini dikaruniai empat orang anak. (Red*S*M)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *