RBNnews.co.id, Batam – Calon Wali Kota Batam Nomor Urut 2, Amsakar Achmad, mengadakan pertemuan dengan perwakilan HRD dari sejumlah perusahaan terkemuka di Batam, Selasa (29/10/2024).
Pertemuan ini bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam tentang persoalan ketenagakerjaan di Batam, khususnya terkait ketersediaan lapangan pekerjaan yang menjadi “momok” bagi masyarakat.
Amsakar menekankan bahwa persoalan tenaga kerja menjadi salah satu konsen prioritasnya.
“ASLI (Amsakar-Li Claudia, red) memberikan konsen yang begitu besar pada sektor ketenagakerjaan. Karena hal ini adalah salah satu dari tujuh program prioritas. Atas hal itu, patut bagi kami mendengar langsung dari praktisi yang terlibat langsung dalam hal ini,” ujar Amsakar.
Berdasarkan hasil survei, masyarakat Batam menginginkan pemimpin yang dapat memperhatikan sektor ketersediaan lapangan pekerjaan. Namun, terdapat ketidaksesuaian antara peningkatan tren investasi dengan peningkatan angka pengangguran terbuka. Hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang menyerap tenaga kerja dari luar daerah.
“Beberapa waktu terakhir ini, tren investasi ini meningkat, tapi tren pengangguran terbuka juga turut meningkat. Setelah kita telaah, ternyata banyak perusahaan yang menyerap tenaga kerja dari luar daerah,” papar Amsakar.
Untuk mengatasi masalah ini, Amsakar mengungkapkan rencananya untuk membuat Peraturan Wali Kota (Perwako) yang mewajibkan perusahaan yang berinvestasi di Batam untuk merekrut 10 sampai 20 persen tenaga kerja lokal.
Para praktisi HRD yang hadir mengungkapkan tantangan yang dihadapi, termasuk adanya oknum yang menjadikan kebutuhan tenaga kerja sebagai ladang bisnis. Mereka juga mengungkapkan kebutuhan tenaga kerja yang tinggi di sektor shipyard, khususnya untuk posisi welder, fitter, painter, dan blaster. Namun, kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ini disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja terampil.
“Sepengalaman saya selama ini, anak di sekitar perusahaan, selalu kita rekrut untuk tenaga kerja khususnya bagi mereka yang unskill. Namun, kami yang tergabung dalam forum HRD Batam ini, melihat, belakangan ada oknum yang menjadikan kebutuhan tenaga kerja ini sebagai ladang bisnis. Itu masalah yang kami alami saat ini.” ungkap Daniel, salah satu praktisi HRD.
“Atas hal itu kami berharap, ke depan pihak terkait dapat mengecek ke lapangan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan berapa banyak perusahaan yang telah merekrut tenaga kerja bagi warga sekitar perusahaan,” sambung dia.
Baca Lagi : Tanpa Plank Perusahaan, Gudang Kayu Balok Milik Nuriman Beroperasi Bebas di Batu Aji
Daniel menambahkan, di dunia shipyard saat ini, kebutuhan tenaga kerja terbilang cukup tinggi, khususnya untuk empat posisi yakni sebagai welder, fitter, painter dan blaster.
“Namun saat ini, sejumlah perusahaan saat ini banyak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ini. Agar ini bisa terpenuhi, kami harap ke depan akan ada sinergitas antara pemerintah dan LPK agar banyak mempersiapkan skill para tenaga kerja tersebut.” harap Daniel.
Amsakar merespon positif masukan dari para praktisi HRD dan menekankan pentingnya optimalisasi BLK dan sinergi dengan stakeholder lainnya untuk mengatasi persoalan ketenagakerjaan di Batam.
“Ini angka yang cukup besar, dan apabila langkah alternatif ini dapat dijalankan pemerintah ke depan, setidaknya secara perlahan angka pengangguran terbuka yang selama ini menjadi persoalan di Kota Batam dapat kita selesaikan secara berkala di masa mendatang. Kita mesti optimalkan BLK yang ada, bersinergi dengan stakeholder lainnya agar ini bisa berjalan,” jelas Amsakar.
Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi Amsakar untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi persoalan ketenagakerjaan di Batam.