Bos Srimas Group Dikabarkan Jalani Pemeriksaan Terkait Dugaan Penipuan! Korban Ngaku Rugi Hingga 1,5M

Batam, Berita Utama1827 Views

RBNnews.co.id, Batam – Salah satu perusahaan properti termasyhur di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Srimas Group dilaporkan ke pihak kepolisian atas dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan, pada Jumat (04-08-23) lalu.

Tampak dua petinggi Srimas Group turun dari Toyota Alphard jenis Vellfier plat BP 1561 VK berpakaian kemeja putih lalu masuk ke ruangan unit III Satreskrim Polresta Barelang, Sabtu (18-05-24) sebagaimana dikutip dari strighttimes.

Seperti diberitakan sebelumnya di salah satu media ternama Kota Batam, Srimas Group dipolisikan oleh Arifin, yang merupakan pembeli kavling yang dijual oleh perusahaan itu. Luas lahan yang dibeli sebesar 516 m², lokasinya berada di Komplek Perumahan Palm Spring Batam Center, Blok E No 119 dengan harga hampir Rp 1,4 miliar.

Kejadian itu pada Juli 2021 silam. Arifin melakukan transaksi pembelian kavling dengan pihak Srimas Group. Dia diminta untuk membayar setengah dari harga kavling tersebut sebesar hampir Rp 700 juta yang diserahkan langsung ke Kantor Srimas.

“Untuk pelunasannya diatur setelah klien kita menerima sertifikat kepemilikan tanah itu. Kemudian pada September 2022 lalu, kita mengecek kepemilikan tanah itu ke BP Batam, ternyata lahan itu bukan lagi milik Srimas,” ungkap Kuasa Hukum Arifin, Nasib Siahaan.

Baca Juga : Terkait Gelper Uban Zone & Zeus 88, Kadis PTSP Kepri & Batam Bungkam! Kasatpol PP Batam : Tanya ke Perizinan
Baca Juga : Uban Zone & Zeus 88 Buka Hingga Shubuh, Perjudian Berkedok Gelper?

Atas dasar itu, Arifin pun menilai jika dirinya telah ditipu oleh Srimas Group dan melaporkannya ke polisi. Dan uang yang sudah diserahkan sebelumnya juga tidak dikembalikan lagi oleh pihak Srimas Group.

Setelah Srimas gagal menyelesaikan itu, Arifin meminta haknya dikembalikan dengan tambahan denda 50 persen sesuai perjanjian. Namun, kata Nasib, Srimas hanya akan mengembalikan uang sesuai dengan nominal yang diterima sebelumya.

“Dengan tidak ada titik temu itu, klien kami tetap kekeh meminta uang yang telah diserahkan. Dia (Arifin) juga diminta untuk membuat gambar desain rumah yang bakal dibangun dengan alasan bahwa tanpa itu tak bisa dikeluarkan WTO. Membuat gambar saja biayanya Rp 120 juta,” kata dia.

Total kerugian yang dialami Arifin sampai sejauh ini sekitar Rp 1,5 miliar. Kata Nasib, sebelumnya juga ada itikad negosiasi di Juli 2023 ini, namun itu tak terwujud.

“Harusnya hari ini sudah dilakukan pembayaran dengan total Rp 1,3 miliar kepada klien kami. Dan nilai itu sebelumnya sudah di ACC oleh pihak Srimas. Tiba-tiba di last minutes, perjanjian buyar. Kesepakatan tidak tercapai dengan berbagai alasan,” pungkasnya.

Baca Juga : Dugaan Perjudian Berkedok Gelper & Pimpong Marak di Batam, Ketua Projo Kepri Minta APH Segera Bertindak
Baca Juga : Terkait Pemberitaan Gelper Uban Zone & Zeus 88, Wakil Ketua Komisi I DPRD Batam Sarannya Warga Buat Surat

Sementara hingga berita ini diterbitkan, Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol R. Moch Dwi Ramadhanto, SH, SIK, MH belum memberikan tanggapan apapun ketika dikonfirmasi awak media RBNnews.co.id.

Pesan yang dikirimkan oleh awak media terkirim dengan tanda baca centang dua, namun seperti belum terbaca karena tidak terlihat centang biru dua.

Dilain sisi, hingga berita ini diterbitkan,awak media masih mencoba juga untuk konfirmasi langsung ke Srimas Group terkait pemberitaan tersebut. (Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *